Ketua PA Magetan Ikuti Napak Tilas HUT Magetan

Kegiatan Napak Tilas Ngupatan (Ngunut-Parang-Magetan) kembali digelar dengan meriah sebagai rangkaian utama peringatan Hari Jadi Kabupaten Magetan ke-350 tahun pada Sabtu (18/10). Ribuan peserta dari berbagai elemen masyarakat, pelajar, hingga instansi pemerintahan turut ambil bagian dalam tradisi bersejarah ini. Acara tersebut juga dihadiri oleh Bupati Magetan dan Forkopimda Kabupaten Magetan. Pengadilan Agama Magetan diwakili oleh Ketua Pengadilan Agama Magetan, ibu Dr. Hermin Sriwulan, S.H.I., S.H., M.H..

Acara napak tilas Ngupatan ini dibuka oleh Bupati Magetan, Ibu Hj. Nanik Endang Rusminiarti, M.Pd. "Napak tilas ini merupakan upaya kita untuk mengingat sejarah, bahwa pusat pemerintahan Kabupaten Magetan pernah dipindah di sini ketika terjadi Agresi Militer Belanda II,” kata Bupati. Sejarah mencatat, pusat pemerintahan Kabupaten Magetan pindah ke Desa Ngunut, Kecamatan Parang saat terjadinya agresi militer Belanda II pada 19 Desember 1948. Pemerintahan kembali ke kota pada 1 Januari 1950 setelah tentara Belanda meninggalkan Magetan pada 26 Oktober 1949.

Dalam kegiatan tersebut juga diselenggarakan Napak Tilas Running Festival 15K. “Kami mencoba sesuatu yang baru, agar ada variasi supaya semarak. Apalagi saat ini kan lari sedang tren,” kata Wakil Bupati Magetan, Suyatni Priasmoro, S.H.,M.H. Rute yang ditempuh oleh para peserta napak tilas ini cukup menantang, membentang dari Desa Ngunut, Kecamatan Parang, dan berakhir di Pendopo Surya Graha Magetan. Semangat kebersamaan dan kecintaan terhadap sejarah daerah tampak jelas dari antusiasme seluruh peserta di sepanjang perjalanan. Meskipun menempuh jarak yang cukup jauh, gairah dan sorak sorai peserta tak pernah padam sebagai simbol semangat perjuangan.

Setelah sukses menuntaskan rute napak tilas, rangkaian acara kemudian dilanjutkan dengan kegiatan bakti sosial. Pemerintah Kabupaten Magetan, bersama dengan Forkopimda, secara simbolis membagikan paket sembako. Pembagian sembako ini dilaksanakan di 3 tempat, yaitu di Desa Joketro, Desa Ngariboyo, dan Magetan. Aksi sosial ini menjadi penutup yang bermakna, menegaskan bahwa perayaan Hari Jadi Magetan tidak hanya tentang mengingat sejarah, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial. Kegiatan ini diharapkan menjadi momentum yang menginspirasi seluruh warga Magetan untuk terus maju dan membangun daerah.

(PA.Mgt/AND)